BAB I
PENDAHULUAN
a.
Latar Belakang
Ekologi
merupakan cabang biologi yang belakangan ini semakin memperoleh perhatian yang semakin besar dari manusia yang meminatinya.
Definisi Ekologi oleh Ernst Hnechel(1865), menyatakan bahwa ekologi adalah
cabang ilmu biologi yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup
(biotik) dan lingkungannya (abiotik).
Ekologi berkembang
menjadi ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi ekosistem (alam), sehingga
dapat menganalisis dan memberi jawaban terhadap berbagai kejadian alam.
b. Rumusan
Masalah
1.
Apakah yang dimaksud
dengan ekologi?
2.
Apa saja komponen-komponen ekosistem?
3.
Apa yang dimaksud dengan biosfer?
4.
Bagaimana interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya?
c. Tujuan
1.
Untuk mengetahui
pengertian ekologi
2.
Untuk mengetahui berbagai komponen-komponen ekosistem
3.
Untuk mengetahui pengertian biosfer
4.
Untuk mengetahui interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya
BAB II
PEMBAHASAN
1. Makhluk Hidup dan Lingkungan
(Ekologi)
Ekologi
adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya
dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos ("habitat") dan
logos ("ilmu"). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik
interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan
lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel
(1834 - 1914). Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau
sistem dengan lingkungannya Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan
ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan
biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan
topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari
manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba.
Ekologi juga
berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu
populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling memengaruhi dan merupakan suatu
sistem yang menunjukkan kesatuan. Ekologi mempunyai perkembangan yang
berangsur-angsur. Dari perkembangan itu semakin terlihat bahwa ekologi
mempunyai hubungan dengan hampir ilmu-ilmu lainnya. Guna memahami ruang lingkup
dan sangkut-pautnya ekologi, persoalannya harus dipandang dalam hubungannya
dengan ilmu-ilmu lain. Untuk mengerti hubungan antara organisme dan lingkungan,
semua bidang ilmu yang menerangkan tentang komponen-komponen makhluk hidup dan
lingkungan itu sangat diperlukan. Jika berbicara mengenai pencemaran hutan,
perkembangan penduduk, masalah makanan, penggunaan energi, kenaikan suhu bumi
karena efek dari rumah kaca atau pemenasan global, ozon berlubang dan lainnya,
ini berarti juga harus berbicara mengenai ilmu kimia, fisika, pertanian, kehutanan,
ilmu gizi, klimatologi, dan lainnya. Boleh dikatakan bahwa semakin hari semakin
terasa hubungan ekologi dengan hampir semua bidang ilmu yang ada. Semakin
terasa bahwa semua orang harus memahami ekologi.
Ekologi
merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul pada tahun
70-an. Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap cabang
biologinya.
Ekologi
mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan
mengadakan hubungan antar makhluk hidup dan dengan benda tak hidup di dalam
tempat hidupnya atau lingkungannya. Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya
saling melengkapi dengan zoologi dan botani yang menggambarkan hal bahwa
ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi yang menggambarkan kebanyakan
rantai makanan manusia dan tingkat tropik. Dalam ekologi, istilah populasi
dinyatakan sebagai golongan individu-individu dari setiap spesies organisme.
Sedangkan komunitas adalah semua populasi-populasi yang menduduki daerah
tertentu. Komunitas dan lingkungan yang tidak hidup berfungsi bersama sebagai
sistem ekologi atau ekosistem. Penting untuk diketahui bahwa tidak ada garis
pemisah yang jelas ditunjukan pada spektrum yang dimaksud. Interaksi dengan
lingkungan fisik (energi dan mineral) pada setiap tingkat menghasilkan
sistem-sistem fungsional yang khas.
Di mana
sistem tersebut mempunyai tujuan dan merupakan gabungan dari berbagai komponen
yang secara teratur berinteraksi satu sama lain dan saling ketergantungan serta
membentuk satu kesatuan secara keseluruhan. Agar mudah dimengerti hubungan
organisme dan lingkungannya, semua bidang ilmu yang dapat menerangkan setiap
makhluk hidup dan lingkungan sangat diperlukan. Penyebaran, adaptasi dan
aspek-aspek fungsi organisme dan komunitas banyak dipelajari dalam ekologi dan
erat hubungannya dengan ilmu-ilmu biologi lainnya seperti taksonomi, morfologi,
fisiologi, genetika. Sedangkan klimatologi, ilmu tanah, geologi, dan fisika
memberikan informasi mengenai keadaan lingkungan. Jadi pengetahuan dan biologi
sangat diperlukan bagi seorang ahli ekologi untuk dapat mengungkapkan hubungan
antara lingkungan dan dunia kehidupan. Ekologi dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
1.
Autekologi: membahas pengkajian individu organisme atau spesies.
Sejarah-sejarah hidup dan prilaku sebagai cara-cara penyesuaian diri terhadap
lingkungan biasanya mendapatkan penekanan. Pembahasan melaiputi aspek siklus
hidup, adaptasi, sifat parasitik, non-parasitik, dan lain-lain.
2.
Sinekologi: membahas pengkajian golongan atau kumpulan organisme-organisme yang
berasosiasi bersama sebagai satu kesatuan yang saling berinteraksi dalam suatu
daerah tertentu. Bila diadakan suatu studi mengenai hubungan suatu jenis pohon
terhadap lingkungan, pengkajian itu akan bersifat autekologi. Apabila studi itu
memperhatikan atau mengenai hutan di mana jenis pohon itu tumbuh, pendekatannya
bersifat sinekologi.
2.
Komponen Ekosistem
Ekosistem dapat diartikan sebagai
hubungan timbal balik atau interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Selain itu ekosistem merupakan tingkatan organisasi kehidupan yang mencakup
organisme dan lingkungan tak hidup, dimana kedua komponen tersebut saling
mempengaruhi dan berinteraksi. Komponen penyusun ekosistem terdiri atas dua
macam, yaitu komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik adalah komponen yang
terdiri atas makhluk hidup, sedangkan komponen abiotik adalah komponen yang
terdiri atas benda mati. Seluruh komponen biotik dalam suatu ekosistem
membentuk komunitas. Dengan demikian, ekosistem dapat diartikan sebagai
kesatuan antara komunitas dengan lingkungan abiotiknya.
a)
Komponen
Biotik
Berdasarkan caranya memperoleh makanan di dalam ekosistem, organisme
anggota komponen biotik dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
·
Produsen, yang berarti penghasil.
Produsen merupakan organisme yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri
(autotrof) melalui fotosintesis. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah
tumbuhan hijau atau tumbuhan yang mempunyai klorofil. Produsen ini kemudian
dimanfaatkan oleh organisme-organisme yang tidak bisa menghasilkan makanan
(heterotrof) yang berperan sebagai konsumen.
·
Konsumen, yang berarti pemakai,
yaitu organisme yang tidak dapat menghasilkan zat makanan sendiri tetapi
menggunakan zat makanan yang dibuat oleh organisme lain. Organisme yang secara
langsung mengambil zat makanan dari tumbuhan hijau adalah herbivora. Oleh
karena itu, herbivora sering disebut konsumen tingkat pertama. Karnivora yang
mendapatkann makanan dengan memangsa herbivora disebut konsumen tingkat kedua.
Karnivora yang memangsa konsumen tingkat kedua disebut konsumen tingkat ketiga
dan seterusnya. Proses makan dan dimakan di dalam ekosistem akan membentuk
rantai makanan. Perhatikan contoh sebuah rantai makanan ini: daun berwarna
hijau (Produsen) –> ulat (Konsumen I) –> ayam (Konsumen II) –> musang
(Konsumen III) –> macan (Konsumen IV/Puncak). Dalam ekosistem, banyak
proses rantai makanan yang terjadi sehingga membentuk jaring-jaring makanan
(food web) yang merupakan kumpulan dari beberapa rantai makanan.
·
Dekomposer atau pengurai. Dekomposer
adalah jasad renik yang berperan menguraikan bahan organik yang berasal dari
organisme yang telah mati ataupun hasil pembuangan sisa pencernaan. Dengan
adanya organisme pengurai, organisme akan terurai dan meresap ke dalam tanah
menjadi unsur hara yang kemudian diserap oleh tumbuhan (produsen). Selain itu
aktivitas pengurai juga akan menghasilkan gas karbon dioksida yang akan dipakai
dalam proses fotositesis.
b)
Komponen Abiotik
Komponen abiotik merupakan komponen tak hidup dalam suatu ekosistem.
Komponen abiotik sangat menentukan jenis makhluk hidup yang menghuni suatu
lingkungan. Komponen abiotik banyak ragamnya, antara lain: tanah, air, udara,
suhu, dan lain-lain.
·
Suhu. berpengaruh terhadap ekosistem
karena suhu merupakan syarat yang diperlukan organisme untuk hidup. Ada
jenis-jenis organisme yang hanya dapat hidup pada kisaran suhu tertentu.
·
Sinar matahari. mempengaruhi
ekosistem secara global karena matahari menentukan suhu. Sinar matahari juga
merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen untuk
berfotosintesis.
·
Air.
berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk kelangsungan
hidup organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan,
perkecambahan, dan penyebaran biji; bagi hewan dan manusia, air diperlukan
sebagai air minum dan sarana hidup lain, misalnya transportasi bagi manusia,
dan tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik lain, misalnya tanah dan batuan,
air diperlukan sebagai pelarut dan pelapuk.
·
Tanah. Tanah merupakan tempat hidup
bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda menyebabkan organisme yang hidup
didalamnya juga berbeda. Tanah juga
menyediakan unsur-unsur penting bagi pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan.
·
Angin. Selain berperan dalam
menentukan kelembapan juga berperan dalam penyebaran biji tumbuhan tertentu.
·
Garis lintang. Yang berbeda
menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda pula. Garis lintang secara tak
langsung menyebabkan perbedaan distribusi organisme di permukaan bumi. Ada
organisme yang mampu hidup pada garis lintang tertentu saja.
3.
Biosfer
Biosfer adalah ekosistem global--jumlah seluruh ekosistem planet, atau
seluruh makhluk hidup dan tempatnya hidup. Biosfer merupakan tingkatan yang
paling kompleks dalam ekologi. Biosfer meliputi atmosfer hingga ketinggian beberapa
kilometer, daratan sampai ke dan termasuk bebatuan yang mengandung air yang
berada paling tidak 1500 meter di bawah tanah, danau dan aliran sungai, gua,
dan lautan hingga kedalaman beberapa kilometer.
Penentu
penting persebaran organisme dalam biosfer meliputi iklim dan faktor abiotik
lainnya.
a)
Faktor abiotik utama
·
Suhu Suhu lingkungan merupakan
faktor penting dalam persebaran organisme karena pengaruhnya pada proses
bilogis dan ketidakmampuan sebagaian besar organisme untuk mengatur suhu
tubuhnya secara tepat. Selain
itu jumlah organisme dapat mempertahankan suatu metabolisme yang cukup aktif
pada suhu yang sangat rendah atau pada suhu yang sangat tinggi. Adaptasi yang
luar biasa memungkinkan beberapa organisme hidup di luar di dalam suhu
tersebut.
·
Air. Sifat-sifat air yang unik berpengaruh
pada organisme dan lingkungannya. Air sangat penting bagi kehidupan tetapi
ketersediaannya bervariasi secara dramatis di berbagai habitat. Organisme air
tawar dan air laut hidup terendam di dalam suatu lingkungan akuatik, tetapi
organisme tersebut menghadapi permasalahan keseimbangan air jika tekanan
osmosis intraselulernya tidak sesuai dengan tekanan osmosis air disekitarnya.
Organisme di lingkungan darat mengahdapi ancaman kekeringan yang hampir konstan
dan evolusinya dibentuk oleh kebutuhannya untuk mendapatkan dan menyimpan air
dalam jumlah yang mencukupi.
·
Cahaya Matahari. Matahari memberikan
energi yang menggerakkan hampir seluruh ekosistem meskipun hanya tumbuhan dan
organisme fotosintetik lain yang menggunakan sumber energi secara langsung.
Dalam lingkungan akuatik, intensitas dan kualitas cahaya membatasi persebaran
organisme fotosintetik akan tetapi organisme fotosintetik itu sendiri menyerap
banyak cahaya yang menembus air yang selanjutnya akan mengurangi intensitas dan
kualitas cahaya pada air di bawahnya.
·
Angin. Angin memperkuat pengaruh
suhu lingkungan pada organism dengan cara meningkatkan hilangnya panas melalui
penguapan (evaporasi) dan konveksi. Angin juga menyebabkan hilangnya air di
organism dengan cara meningkatkan laju penguapan pada hewan dan laju
transpirasi pada tumbuhan. Selain itu, angin dapat menyebabkan pengaruh yang
sangat mendasar pada bentuk pertumbuhan tumbuhan., yaitu dengan cara menghambat
pertumbuhan anggota tubuh pohon yang terdapat pada sisi arah tiupan angin,
anggota tubuh pohon yang berada pada arah yang berlawanan dengan arah tiupan
angin akan tumbuh secara normal, yang menghasilkan suatu penampakan “lambaian
bendera”.
·
Batu dan Tanah Penyebab timbulnya
pola pengelompokan pada area tertentu yang acak pada ekosistem terrestrial
adalah struktur fisik, pH dan komposisi mineral batuan serta tanah yang akan
membatasi persebaran tumbuhan dan hewan yang memakannya. Pada aliran sungai,
komposisi substrat dapat mempengaruhi factor kimiawi dalam air, yang
selanjutnya akan mempengaruhi tumbuhan dan h ewan penghuni ekosistem akuatik.
Pada lingkunhan laut struktur substrat dalamm zona pasang-surut dan dasar laut
menentukan jenis organisme yang dapat menempel atau meliang dalam habitat
seperti itu.
·
Gangguan Periodik. Gangguan yang
sangat merusak seperti kebakaran, badai, tornado dan letusan gunung merapi
dapat menghancurkan komunitas biologis. Setelah adanya gangguan yang merusak,
daerah akan dikolonisasi ulang oleh organisme yang selamat dari bencana, akan
tetapi struktur komunitas akan mengalami suatu suksesi perubahan selama proses
pemulihan. Beberapa gangguan, seperti letusan gunung berapi merupakan gangguan
yang jarang terjadi dan tidak dapat diprediksi menurut dan ruang, sehingga
organism tidak memiliki adaptasi evolusioner untuk menghadapinya. Sebaliknya
gangguan seperti kebakaran meskipun dalam jangka pendek tidak dapat diprediksi,
tetapi kejadian berulang sering terjadi pada beberapa komunitas, dan banyak
tumbuhan telah beradaptasi terhadap gangguan periodic seperti ini. Pada
kenyataannya beberapa komunitas sesungguhnya bergantung pada kebakaran yang
terjadi secara perioi untuk mempertahankan hidupnya.
·
Iklim. Faktor abiotik yang baru
dijelaskan memiliki pengaruh langsung pada biologi organisme.
4 faktor
pertama-suhu, air, cahaya, dan angin-merupakan komponen utama iklim (climate)
yaitu kondisi cuaca yang dominan pada suatu lokasi, kita dapat melihat dampak
besar iklim pada persebaran organisme dengan cara membuat suatu klimograf,
yaitu suatu plot suhu dan curah hujan dalam suatu daerah tertentu, yang sering
kali diberikan dalam bentuk rata-rata tahunan. Rata-rata tahunan untuk suhu dan
curah hujan sangat berkorelasi dengan bioma yanng ditemukan di wilayah yang
berbeda-beda. Akan tetapi, kita harus selalu berhati-hati untuk membedakan
antara korelasi antara variabel-variabel dengan kausal, yaitu suatu hubungan
sebab akibat.
4.
Interaksi
Makhluk Hidup Dengan Lingkungan
a)
Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang terdapat di
sekitar makhluk hidup baik secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi
kehidupan organisme tersebut. Lingkungan terdiri atas 2 komponen utama, yaitu :
Faktor Abiotik, yang terdiri atas benda – benda mati, seperti : air, tanah,
udara, cahaya, suhu, kelembaban dan sebagainya. Faktor Biotik,yang terdiri atas
makhluk hidup seperti : manusia, hewan, tumbuhan, mikroorganisme (jasad renik).
Habitat adalah tempat hidup suatu makhluk hidup,dapat berupa darat maupun
perairan.
b)
Interaksi Organisme
·
Rantai Makanan (Food
Chain) adalah peristiwa makan dan dimakan yang membentuk rangkaian lurus dan
tak bercabang. Contoh rantai makanan di darat : rumput – ulat – burung – ular
dan contoh rantai makanan di perairan : fitoplankton – zooplankton – ikan kecil
– ikan besar.
·
Jaring – Jaring Makanan
(Food Web) adalah kumpulan rantai yang saling berhubungan antara satu dengan
yang lain sehingga membentuk jaring – jaring yang rumit.
·
Piramida Makanan adalah
komposisi rantai makanan yang makin ke atas jumlahnya makin kecil.
c)
Simbiosis
Simbiosis adalah
suatu cara hidup bersama antara 2 makhluk hidup atau lebih yang berbeda dalam
hubungan yang erat. Berdasarkan untung ruginya, simbiosis dibedakan menjadi 3
macam, yaitu :
·
Simbiosis Mutualisme :
simbiosis yang keduanya saling menguntungkan, contoh :
Ø Kerbau
/ badak dengan burung jalak
Ø Lebah
/ kupu – kupu dengan tanaman bunga
Ø Akar
tanaman polong – polongan dengan bakteri Rhizobium
radicicola
·
Simbiosis Komensalisme
: simbiosis yang satu untung sedang yang lain tidak dirugikan, contoh :
Ø Ikan
Hiu dengan ikan Remora
Ø Tanaman
Anggrek dengan tanaman mangga
Ø Tanaman
paku Sarang burung dengan tanaman sawo
·
Simbiosis Parasitisme :
Simbiosis yang satu untung sedang yang lain dirugikan, contoh :
Ø Kutu
kepala dengan kulit kepala manusia
Ø Jamur
panu dengan kulit manusia
Ø Tanaman
tali putri dengan tanaman beluntas.
d)
Autotrof dan Heterotrof
Autotrof adalah
organisme yang dapat membuat makanan sendiri (berfotosintesis).Organisme yang
termasuk kelompok ini, misalnya tumbuhan hijau, alga (ganggang), lumut,
tumbuhan paku dan sebagian bakteri dan di alam bertindak sebagai
produsen.Sedangkan heterotrof adalah organisme yang tidak dapat membuat makanan
sendiri. Organisme heterotrof dibagi menjadi :
·
Herbivora adalah hewan pemakan tumbuhan, contoh : sapi,
kambing, kuda, kerbau.
·
Karnivora adalah hewan
pemakan daging, contoh : harimau, kucing, anjing, elang.
·
Omnivora adalah
organisme pemakan tumbuhan dan hewan , contoh : manusia, gorilla, simpanse,
orangutan, ayam, tikus dan sebagainya.
·
Dekomposer (Pengurai)
adalah organisme yang berperan menguraikan makhluk hidup yang telah mati,
contoh : fungi (jamur) dan bakteri.
BAB III
PENUTUP
a.
Kesimpulan
Ekologi
adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya
dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos ("habitat") dan
logos ("ilmu"). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik
interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan
lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel
(1834 - 1914).
Ekologi juga
berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu
populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling memengaruhi dan merupakan suatu
sistem yang menunjukkan kesatuan. Ekologi mempunyai perkembangan yang
berangsur-angsur. Dari perkembangan itu semakin terlihat bahwa ekologi
mempunyai hubungan dengan hampir ilmu-ilmu lainnya. Guna memahami ruang lingkup
dan sangkut-pautnya ekologi, persoalannya harus dipandang dalam hubungannya
dengan ilmu-ilmu lain.
Ekologi
dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
1.
Autekologi: membahas pengkajian individu organisme atau spesies.
Sejarah-sejarah hidup dan prilaku sebagai cara-cara penyesuaian diri terhadap
lingkungan biasanya mendapatkan penekanan. Pembahasan melaiputi aspek siklus
hidup, adaptasi, sifat parasitik, non-parasitik, dan lain-lain.
2.
Sinekologi: membahas pengkajian golongan atau kumpulan organisme-organisme yang
berasosiasi bersama sebagai satu kesatuan yang saling berinteraksi dalam suatu
daerah tertentu. Bila diadakan suatu studi mengenai hubungan suatu jenis pohon
terhadap lingkungan, pengkajian itu akan bersifat autekologi. Apabila studi itu
memperhatikan atau mengenai hutan di mana jenis pohon itu tumbuh, pendekatannya
bersifat sinekologi.
b. Saran
Dalam suatu kehidupan,suatu organisme tidak dapat
hidup sendiri.Untuk kelangsungan hidupnya suatu organisme akan sangat
bergantung pada organisme lain dan berbagai komponen lingkungan yang ada
disekitarnya.
Daftar Pustaka
Salisbury, Frank B dan Cleon W Ross. 1995. Fisiologi
Tumbuhan Jilid 3. ITB: Bandung
Septian,
Rian. 2012.Ekologi Ilmu Dasar.
http://rianseptian.blogspot.com/2012/03/makalah-ekologi-ilmu-alamiah-dasar.html.
Diakses pada senin 26 November 2012 pukul 12.30 WITA, Makassar.
Widyosiswoyo, Supartono. 2004. Ilmu Alamiah Dasar.
Bogor: Ghalia Indonesia
http://www.edubio.info/2015/05/komponen-komponen-penyusun-ekosistem.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar